Sabtu, 17 September 2011

SOSIAL CHAOS (KESEMRAWUTAN SOSIAL)

SOCIAL CHAOS
(KESEMRAWUTAN SOSIAL)
Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah                                                                                               Paradigma dan Managemen Pendidikan



Oleh :
Dedi Sihabudin Ahmad


UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
PROGRAM PASCASARJANA
TAHUN 2010
         Social Chaos (Kesemrawutan Sosial)

Makalah

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah                                                                                           Paradigma dan Managemen Pendidikan






Penyusun :
Dedi Sihabudin Ahmad



Universitas Islan Nusantara
Program Pascasarjana
 2010




PENGESAHAN

Bandung, 15 Mei   2010


Dosen,



Dr. Yosal Iriantara, M.M.Pd.




















KATA PENGANTAR

Puji serta Syukur Saya panjatkan ke Hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga saya bias menyelesaikan makalan ini, tak lupa Shalawat serta Salam  senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. keluarga, sahabat serta umatnya termasuk kita semua.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas ujian akhir semester (UAS) mata kuliah Paradigma dan Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Islam Nusantara ini Alhamdulillaah dapat diselesaikan.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin agar Makalah yang merupakan tugas ujian akhir semester (UAS) ini dapat mengantarkan kearah pemahaman yang optimal khususnya bagi penulis mengenai Social Chaos (Kesemrawutan Sosial), melalui sistematika bahasan dan kajian literature yang relevan. Namun tentunya dengan keterbatasan yang dimiliki penulis, makalah ini masih banyak kekurangan dan memerlukan perbaikan. Oleh sebab itu saran serta kritik sangat penulis harapkan dalam rangka penyempurnaan makalah di masa yang akan datang.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Dr. Yosal Iriantara, M.M.Pd. selaku Dosen mata kuliah Paradigma dan Manajemen Pendidikan, serta teman-teman mahasiswa Program Pascasarjana UNINUS angkatan XXVIII tahun 2009/2010 yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga bermanfaat.


Bandung, Mei 2010
Penulis,



DAFTAR ISI

Pengantar     ……………………………………………………………………………….        i
Daftar Isi    ………………………………………………………………………………..       ii

Bab I               Pendahuluan   ……………………………………………………………..       1
A.    Latar Belakang       ……………………………………………………       1
B.     Tujuan Penulisan    …………………………………………………….       2
C.     Metode Penulisan      ………………………………………………….       2

Bab II             Pembahasan        …………………………………………………………..       3
A.    Perubahan Sosial        ………………………………………………….       3
B.     Dampak Perubahan Sosial            ……………………………………..       5                 
C.     Kesemrawutan Sosial serta Dampaknya             ………………………       8     
.    
BAB III          Kesimpulan     ……………………………………………………………..     12     
                        Alternatif Solusi Mengatasi Social Chaos           …….……………………     12

Daftar Pustaka dan Referensi          ……………………………………………………….     14     

Lampiran : Bahan Presentasi












BAB I
PENDAHULUAN

D.    Latar Belakang 
Perubahan merupakan suatu ketentuan dari Tuhan yang berlaku bagi semua mahluknya, tidak terlepas juga terhadap manusia. Perubahan ditandai dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan,  keseimbangan keduanya merupakan tanda bahwa perubahan tersebut berjalan secara normal dan terarah. Ketidak seimbangan antara pertumbuhan dan perkembangan merupakan perwujudan dari perubahan yang tidak wajar dan tidak terarah.
Demikian halnya perubahan tidak hanya dialami oleh manusia secara individu, akan tetapi dialami secara kolektif. Pertumbuhan penduduk yang diakibatkan oleh bertambahnya jumlah penduduk merupakan hal yang tidak bisa dihindari, akan tetapi apabila pertumbuhan tersebut tidak disertai dengan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan diri dalam mengatasi pertumbuhan itu sendiri, niscaya perubahan yang terjadi hanya akan menciptakan suasana yang tidak harmonis. Ketidak seimbangan antara pertumbuhan dan perkembangan penduduk, hanya akan menciptakan banyak masalah baru dalam kehidupan, menuju kerumitan dalam mengatasi masalah yang semakin kompleks, bahkan akan menjebak manusia kedalam suasana kesemrawutan.
Kajian mengenai social chaos atau kesemrawutan sosial, merupakan hal penting untuk dilakukan, sebagai upaya untuk memahami latar belakang dan penyebab terjadinya perubahan yang tidak seimbang.
Berkenaan dengan hal tersebut, dalam tulisan ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan kesemrawutan sosial antara lain : 1) perubahan sosial, 2) keseimbangan perubahan sosial, 3) ketidak seimbangan perubahan sosial, 4) kesemrawutan sosial serta dampaknya, dan 5) alternatif solusi menghadapi kompleksitas dan chaos.

E.     Tujuan Penulisan          
1.      Mengkaji perubahan- perubahan sosial
2.      Mengkaji kesemrawutan sosial (social chaos) serta dampaknya
3.      Mengkaji alternatif menghadapi kesemrawutan sosial
4.      Membuat kesimpulan mengenai kesemrawutan sosial serta alternatif dalam menghadapi dan mengatasinya.

F.     Metode Penulisan
Makalah ini disusun dengan metode kepustakaan yakni dengan mempelajari beberapa sumber bacaan, literatur serta referensi lain yang dianggap relevan dengan substansi bahasan.



























BAB II
SOSIAL CHAOS (KESEMRAWUTAN SOSIAL)

A.    Perubahan sosial
Perubahan sosial dapat diartikan sebagai segala perubahan pada lembaga-lembaga sosial dalam suatu masyarakat. Perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial itu selanjutnya mempunyai pengaruhnya pada sistem-sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, pola-pola perilaku ataupun sikap-sikap dalam masyarakat itu yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Masih banyak faktor-faktor penyebab perubahan sosial yang dapat disebutkan, ataupun mempengaruhi proses suatu perubahan sosial. Kontak-kontak dengan kebudayaan lain yang kemudian memberikan pengaruhnya, perubahan pendidikan, ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu, penduduk yang heterogen, tolerasi terhadap perbuatan-perbuatan yang semula dianggap menyimpang dan melanggar tetapi yang lambat laun menjadi norma-norma, bahkan peraturan-peraturan atau hukum-hukum yang bersifat formal.
Perubahan itu dapat mengenai lingkungan hidup dalam arti lebih luas lagi, mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola keperilakuan, struktur-struktur, organisasi, lembaga-lembaga, lapisan-lapisan masyarakat, relasi-relasi sosial, sistem-sistem komunikasi itu sendiri. Juga perihal kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, kemajuan teknologi dan seterusnya.
Atkinson, (1987 dan Brooten,1978 dalam Nurhidiyah, 2003 : 1), menyatakan defenisi perubahan yaitu: merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya dan merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi. Ada empat tingkat perubahan yang perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap, perilaku individual, dan perilaku kelompok. Setelah suatu masalah dianalisa, tentang arakteristiknya, maka pemahaman tentang tingkat-tingkat perubahan dan siklus perubahan akan dapat berguna.
Perubahan sosial merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Perubahan sosial terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Kearah mana perubahan dalam masyarakat bergerak (direction of change)
bahwa perubahan tersebut meninggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi
setelah meninggalkan faktor tersebut, mungkin perubahan itu bergerak
kepada sesuatu yang baru sama sekali, akan tetapi mungkin pola bergerak
kearah suatu bentuk yang sudah ada pada waktu yang lampau.
Perubahan sosial bisa terjadi dengan cara:
1.    Direncanakan (planned) atau/dan tidak direncanakan (unplanned).
2.    Menuju kearah kemajuan (progressive) atau/dan kemunduran (regressive).
3.    Bersifat positif atau negatif.
Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekanto, bentuk-bentuk perubahan sosial dapat terjadi dengan beberapa cara, seperti:
1. Perubahan yang terjadi secara lambat dan perubahan yang terjadi secara cepat
a. Perubahan secara lambat disebut evolusi, pada evolusi perubahan terjadi
dengan sendirinya, tanpa suatu rencana atau kehendak tertentu. Perubahan terjadi karena usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan dan kondisi-kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
b. Perubahan secara cepat disebut revolusi. Dalam revolusi, perubahan yang terjadi direncanakan terlebih dahulu maupun tanpa rencana.
2. Perubahan yang pengaruhnya kecil, dan perubahan yang pengaruhnya besar.
a. Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan pada unsur struktur
sosial yang tidak bisa membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat
b. Perubahan yang pengaruhnya besar seperti proses industrialisasi pada masyarakat agraris.
3. Perubahan yang dikehendaki dan perubahan yang tidak dikehendaki
a.  Perubahan yang dikehendaki adalah bila seseorang mendapat kepercayaan sebagai pemimpin
b. Perubahan sosial yang tidak dikendaki merupakan perubahan yang terjadi
tanpa dikehendaki serta berlangsung dari jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat yang tidak diinginkan.

Kausar menyebutkan ciri-ciri  perubahan social sebagai berikut:
1.    Tidak ada masyarakat yang berhenti, karena setiap masyarakat akan mengalami perubahan baik cepat ataupun lambat.
2.    Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti oleh perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya.
3.    Perubahan sosial yang cepat biasanya diikuti dengan disorganisasi yang bersifat sementara, karena berada dalam proses penyesuaian diri, kemudian akan diikuti oleh reorganisasi yang mencakup pemantapan kaidah-kaidah dan nilai baru.
4. Perubahan tidak dapat dibatasi hanya pada bidang-bidang kebendaan saja, karena bidang bidang yang lainnya yang  berupa immaterial juga ikut berubah.

B.     Dampak Perubahan sosial
Beberapa akibat dari terjadinya perubahan social antara lain terjadinya Globalisasi, dalam globalisasi ini dapat dilihat dua dampak yakni :
1. Dampak Positif
Dampak positif modernisasi dan globalisasi tersebut sebagai berikut.
a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
d. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
e. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
f.  Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.
 2. Dampak Negatif
Dampak negatif modernisasi dan globalisasi adalah sebagai berikut.
a.  Pola Hidup Konsumtif Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b.  Sikap Individualistik Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
c. Gaya Hidup Kebarat-baratan Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
d. Kesenjangan Sosial Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.
e. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang
f. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
g. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
h. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
i. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
Perubahan social juga dapat berdampak terhadap kesehatan manusia. Ada tiga alur tingkatan pengaruh perubahan sosial dan budaya terhadap kesehatan. Pengaruh ini dari urutan atas ke bawah menunjukkan peningkatan kompleksitas dan pengaruhnya bersifat semakin tidak langsung pada kesehatan.
Pada alur paling atas, terlihat bagaimana perubahan pada kondisi mendasar lingkungan fisik (contohnya: suhu ekstrim atau tingkat radiasi ultraviolet) dapat mempengaruhi biologi manusia dan kesehatan secara langsung (misalnya sejenis kanker kulit).
Alur pada dua tingkatan lain, di tengah dan bawah, mengilustrasikan proses-proses dengan kompleksitas lebih tinggi, termasuk hubungan antara kondisi lingkungan, fungsi-fungsi ekosistem, dan kondisi sosial-ekonomi. 
Alur tengah dan bawah menunjukkan tidak mudahnya menemukan korelasi langsung antara perubahan lingkungan dan kondisi kesehatan. Akan tetapi dapat ditarik benang merah bahwa perubahan-perubahan lingkungan ini secara langsung atau tidak langsung bertanggung jawab atas faktor-faktor penyangga utama kesehatan dan kehidupan manusia, seperti produksi bahan makanan, air bersih, kondisi iklim, keamanan fisik, kesejahteraan manusia, dan jaminan keselamatan dan kualitas sosial. Para praktisi kesehatan dan lingkungan pun akan menemukan banyak domain permasalahan baru di sini, menambah deretan permasalahan pemunculan toksi-ekologi lokal, sirkulasi lokal penyebab infeksi, sampai ke pengaruh lingkungan dalam skala besar yang bekerja pada gangguan kondisi ekologi dan proses penyangga kehidupan ini. Jelaslah bahwa resiko terbesar dari dampak perubahan sosial dan budaya atas kesehatan dialami mereka yang paling rentan lokasi geografisnya atau paling rentan tingkat sumber daya sosial dan ekonominya. (sumber : http://askep-askeb.cz.cc, diakses tanggal 2 Maret 2010)
Kausar mengemukakan bahwa   tidak ada satu perubahan yang tidak meninggalkan dampak pada masyarakat yang sedang mengalami perubahan. Dampak perubahan sosial pada masyarakat tersebut dapat meliputi, antara lain adanya disorganisasi dan reorganisasi/reintegrasi sosial, perkembangan teknologi dan ketertinggalan budaya atau cultural lag.

1.    Disorganisasi atau Disintegrasi dan reorganisasi/reintegrasi sosial
Disorganisasi atau Disintegrasi adalah proses memudarnya norma dan nilai dalam masyarakat, dikarenakan adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Reorganisasi/reintegrasi sosial adalah proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai yang baru agar sesuai dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang mengalami perubahan. Reorgansisasi dilaksanakan apabila norma-norma dan nilai-nilai yang baru telah melembaga (institutionalized) dalam diri warga

2. Perkembangan Teknologi
Dampak berikutnya dari perubahan sosial adalah teknologi. Teknologi sebagai aplikasi dari ilmu pengetahuan manusia tidak dapat dibantah lagi merupakan sumber dan dampak dari perubahan sosial yang besar di dalam masyarakat.
Misalnya, ditemukannya teknologi seperti komputer membawa dampak besar bagi kehidupan manusia.

3. Ketertinggalan Budaya atau Cultural Lag
Menurut William F. Ogburn, pertumbuhan kebudayaan tidak selalu sama cepat, akan tetapi ada yang tumbuhnya cepat, adapula yang tumbuhnya lambat. Jadi, ketertinggalan budaya dapat diartikan adanya perbedaan antara taraf kemajuan budaya suatu masyarakat dan juga adanya laju perubahan dari dua unsur budaya yang sebenarnya mempunyai hubungan menjadi tidak sebanding sehingga satu unsur tertinggal oleh unsur lainnya.
William F. Ogburn membagi kebudayaan dalam dua bentuk:
a.       Kebudayaan Material: Penemuan dan perubahan teknologi. Perubahan cenderung cepat.
b.      Kebudayaan Non Materi: Institusi sosial, norma dan nilai. Perubahan cenderung lambat.

Hal-hal di atas merupakan sebagian dari sekian banyak contoh dampak perubahan social.
    
C.    Kesemrawutan Sosial Serta dan Dampaknya
Mempelajari bahasan sebelumnya, terlihat adanya dampak positif dan dampak negative dari perubahan social. Dalam hal ini penulis menyoroti mengenai dampak negative dari perubahan social, yakni semakin banyaknya problematika yang timbul yang mengarah kepada Social Complexity (Kompleksitas/Kerumitan Sosial), dan kerumitan social yang tidak dapat diselesaikan akan menyeret situasi dan kondisi kepada Social Chaos (Kesemrawutan sosial).
Menurut ahli strategi, dunia telah bergerak pada decade terahir dari situasi "stabilitas krisis" ke "situasi ketidakstabilan krisis". Menurut (Russset 1996) , pola-pola perubahan sosial akan menyebabkan kesemrawutan social. Dalam literatur dijelaskan tentang "globalisasi" dipenuhi dengan klise-klise tentang akhir dari negara bangsa , fragmentasi identitas dan sumber ketidak setabilan politik, ekonomi dan ekologi.
Prinsip penting dalam sistem kesemrawutan adalah bahwa setiap gangguan bagaimanapun kecilnya, pada akhirnya akan mempengaruhi segala sesuatu yang ada pada sistem tersebut. Selanjutnya menurut Russett, bahwa pola-pola perubahan sosial akan menyebabkan kesemrawutan social, hal ini telah terjadi pada saat sekarang, dimana masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah social yang begitu kompleks, sehingga system kehidupan menjadi tak menentu atau semrawut. Realitas kehidupan dimasyarakat seperti budaya munafik, vested interest atau terpisahnya usapan dan perbuatan kelompok elit penguasa, semakin bingungnya norma social mewarnai kehidupan disekeliling kita. Selanjutnya hidup pada transformasi masyarakat seperti ini menyebabkan perubahan berpikir radikal, rasionalisme, individulisme, konsumerisme, pluralisme, lebih banyak dimanipulasi dan tidak maknawi, bahkan dilakukan dengan intimidasi dan ancaman hak asasi manusia.
Perubahan social budaya dan moral turut mewarnai realitas didalam kehidupan masyarakat dan hal ini berbenturan dengan nilai-nilai budaya local tradisional. Perubahan social budaya ini berujung pada runtuhnya moral dan etika social masyarakat. Masyarajat sudah kehilangan orientasi, sulit menentukan sikap dan tindakan, tidak mampu menjawab bagaimana saya harus hidup dan bertindak. Kelompok perusuh, penjarah, korupsi, pembenuhan, pelecehan sexual , tindak kekerasan, main hakim sendiri, akhir-akhir ini sudah tidak lagi menggunakan buku petunjuk bagaimana harus hidup bermasyarakat.
Harold H. Titus dan Morris Keton, menyebutkan bahwa sebuah kesemrawutan (chaos) disebabkan oleh 5 faktor penyebab yaitu:
1. Perubahan dibidang iptek, industrialisasi,urbanisasi, dan pengotomatisasian, masmedia, pesawat terbang, computer, tenaga nuklir, dan senjata atom dapat menjadikan kehidupan yang semrawut, walaupun dibalikm itu ada keuntungannya.
2. kekacauan yang meluas serta pudarnya kesepakatan tentang standar nilai susila,berkembangnya cara-cara baru melakukan ketidakadilan, penipuan dan perceraian,pemisahan antara agama dan ekonomi.
3. Semakin berkembangnya pandangan yang salah mengenai martabat manusia dalam ilmu humaniora, kesussastraan dan kesenian, penyangkalan/pelecehan martabat dan pri-badi manusia.
4. Terjadinya krisis hebat dalam kehidupan beriman yang merupakan akibat dari alisasi tarip tinggi, reduksionisme, positivisme, subyektivisme, dan  rrasionalisme.
5. Lembaga ,politik,ekonomi, ilmu pengetahuan, pendidikan dan keagamaan yang telah ketinggalan jaman namun tetap mempertahankan diri terhadap perubahan terjadi.
Fakta menunjukkan bahwa chaos social mempunyai dampak negatif yang begitu besar terhadap kehidupan social masyarakat. Dampak negatif yang ditimbulkannya akan melahirkan konflik-konflik bagi kelangsungan hidup manusia seperti :
1.      Konflik norma , yaitu adanya perubahan norma-norma dalam masyarakat dalam berbagai pola kehidupan sehingga menyebabkan disorganisasi.
2.    Cultural lag, yaitu tidak samanya perkembangan antara budaya materi, dengan mental orang yang menerima budaya materi tersebut.
3.    Terjadinya system yang tidak baik yaitu terjadinya konflik antara manusia dengan lingkungannya (baik lingkungan fisik, sosial, ekonomi, politik, kelestarian alam , dsb)

Rentetan peristiwa demi peristiwa yang terjadi saat ini baik yang disaksikan pada media elektronik maupun yang ada disekitar kehidupan kita, sungguh sangat tidak realistis dan sangat memiriskan hati, juga sangat diluar jangkauan nalar sehat kita. Hal ini menjadikan kesemrawutan yang sangat luar biasa dan berdampak negatif bagi kehidupan bermasyarakat.
A.Suryadi dalam Spiral Dynamics menggambarkan secara sederhana suatu kondisi chaos dalam pergulatan hidup seperti usaha menaiki tangga-tangga social (social leader) sambil menyepak tangan orang di tangga di bawahnya dan menarik kaki orang yang ada pada tangga diatasnya, serta mendorong atau mendesak ofrang yang bersama-sama berada di tangga yang sedang diinjaknya, agar ia terjatuh. Mereka yang berhasil naik ke tangga yang lebih tinggi disebut the climbers, yang jatuh dari tangga disebut “the down fallers”. Mereka yang tidak ikut menaiki tanggal-tangga social dan hanya menjadi penonton disebut the clingers.

D. Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme?
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.
Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme
Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu :
  1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
  2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
  3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
  4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
  5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.






BAB III
KESIMPULAN

Dari bahasan pada Bab Idan II, perlu difikirkan, dirumuskan dan dibuat komitmen dari semua unsur dan lapisan masyarakat dalam membuat solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut agar dalam ke "chaosan" ibaratnya kita masih tetap "berselancar diatas permukaan dan berenang dibawah lautan dengan selamat”.
Solusi yang dapat dilakukan dalam menghadapi "chaos social " diantaranya berangkat dari pembenahan pendidikan dalam keluarga, karena keluarga merupakan kumpulan dari orang-orang yang terdekat dengan lingkungan dimana kita tinggal. Keluarga sebagai unit terkecil bagian dari kehidupan di rumah, mempunyai peranan yang amat besar bagi kelangsungan kehidupan social.nilai-nilai social, religius, gotong royong, saling menghormati, sayang menyayangi, dan nilai-nilai kesusilaan dapat dibangun dalam keluarga.
Orangtua (ayah dan ibu) merupakan figur yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan seorang anak, karena merekalah sebagai pembentuk karakter dasar seorang anak setelah lahir. Mereka juga sebagai guru pertama dalam kehidupan anak, karena perannya dalam memperkenalkan nama-nama, jenis-jenis kata, etika, sopan santun dan lain-lain, bagi mereka.
Dalam hal ini merupakan pondasi bagi kelangsungan kehidupan bermasyarakat, sehingga dengan inilai-nilai yang telah dibangun melalui pendidikan keluarga akan menjadikan seluruh anggota keluarga menjadi manusia yang bertanggung jawab baik kepada dirinya sendiri, keluarga, masyarakat dan lingkungannya. Pendidikan dalam keluarga memegang peranan penting sebagai transmisi budaya, pendidikan, norma-norma, sikap, adat istiadat juga keterampilan social.
Setelah pendidikan dalam keluarga dilakukan maka tak kalah pentingnya pendidikan di sekolahpun harus dilakukan, sebab pendidikan disekolah mempunyai peranan penting untuk dalam membentuk karakter. Masyarakat mempunyai harapan kepada sekolah tentang kelangsungan hidupnya melalui pendidikan. tujuannya agar generasi muda dapat melanjutkan eksistensinya meneruskan nilai-nilai pengetahuan, keterampilan dan bentuk kelakuan lainnya yang diharapkan, yang harus dimiliki oleh anggota mudanya.
Fungsi pendidkan dalam sekolah berkaitan dengan solusi menghadapi chaos social, yaitu sekolah harus dapat membentuk manusia social yang dapat bergaul dengan sesama manusia, sekalipun manusia itu berbeda bangsa, suku, agama atau perbedaan lainnya. Sekolah sebagai alat mentransformasi kebudayaan , artinya sekolah diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa, dengan mengadakan penemuan-penemuan baru yang dapat membawa perubahan dalam masyarakat. Sekolah sebagai alat mentransmisi kebudayaan, dalam hal ini untuk kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara, kepada generasi muda disampaikan nila-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa, dan menjunjung budaya luhur nenek moyang terdahulu.
Sekolah memecahkan masalah-masalah sosial, dengan mendidik generasi muda untuk mengelak atau mencegah dari penyakit sosial seperti : kejahatan, pengrusakan lingkungan, narkoba, dan pergaulan bebas. Sekolah sebagai agen perubahan, memegang peranan penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk membawa perubahan sosial. Dalam dunia yang semakin kompleks tak dapat dipungkiri bahwa peranan penting sekolah semakin berat dan sulit, dan masalah yang tersulit yang dihadapi sekolah adalah soal nilai-nilai dalam dunia yang cepat berubah. Oleh karena itu sekolah sejak dini harus dapat mengkolaborasikan antara mengajarjan ilmu dan etika, pengetahuan da moral manusia itu sendiri, sehingga ada balance antara hubungan kepandaian, ilmu, dan kesejahteraan manusia.



DAFTAR PUSTAKA

1.      Al-Qur’an
2.      Al- Hadist
3.      Ani Aniangsih,S.Pd., Peranan Pendidikan dalam Keluarga dan Sekolah untuk Menghadapi Chaos Social,  http://www.bplhdjabar.go.id (25 Februari 2010)

4.      Apresiasi Sejawat dan Teman Pada Pemikiran Prof. Dr. Achmad Sanusi, 2010, Spiral Dynamics, Nusantara Education Review.

5.      Koento, Wibisono. 1983. Arti Perkembangan Menurut Filsafat Positivisme Aygus Comte. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
6.      Marjohan M.Pd., Pendidikan Dan Parenting Dalam Keluarga, http://www.wikimu.com (28 Februari 2010)

7.      _____, Dampak Perubahan Sosial Sebagai Akibat Modernisasi dan Globalisasi, http://rainbowlife-ryadhie.blogspot.com (1 Maret 2010).

8.      ———-. Perubahan Sosial dan Perubahan Kebudayaan. http://www.g-excess.com/id/pages/perubahan%11sosial.html [25 Februari 2010]

10.  ______, Sistem Sosial Islam dan Pelaksanaannya, http://blogsosialsosial.blogspot.com/ (20 Februari 2010)

11.  Jamli, Edison dkk.Kewarganegaraan.2005.Jakarta: Bumi Akasara

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar